Kamis, 13 Desember 2012

Sinopsis "Bekisar Merah" karya Ahmad Tohari

Lasiyah adalah anak dari sepasang suami istri Wiyarji. Ia biasa di panggil Lasi.  Ayh kandung Lasi sebenarnya adalah orang Jepang, namun ia telah pergi ketika Lasi masih dalam kandungan 5 bulan.  Tidak aneh rasanya jika Lasi cantik dan putih layaknya gadis Jepang yang sebenarnya. Waktu kecil ia sering di ganggu anak-anak nakal seusianya, namun ia selalu di bantu Kanjat. Ia adalah teman yang baik untuk  Lasi.
Lasi tinggal di Karangsoga. Karangsoga adalah sebuah desa di kaki pegunungan vulkanik yang terlalu subur untuk tanaman selain kelapa, sehingga pohon kelapa  itu tak berpeluang mengembangkan pelepah-pelepahnya. Di Karangsoga, pohon kelapa tumbuh dengan pelepah agak kuncup, karena tak sempat mengembang dalam bulatan penuh sehingga tak bisa menghasilkan buah yang banyak. Boleh jadi karena keadaan itu orang Karangsoga pada generasi terdahulu memilih menyadap pohon-pohon kelapa mereka daripada menunggu hasil buahnya yang  tak pernah memuaskan.
Lasi mulai beranjak dewasa, ia di lamar oleh salah satu gurunya namun ia menolak. Akhirnya Lasi tertarik kepada Darsa, ia adalah pemuda penyadap nira kelapa di desa Karangsoga tersebut. Setelah menikah, Lasi dan Darsa tinggal rumah bambu yang kecil yang terasa sepi dan dingin. Pagi  itu, Darsa melakukan aktivitasnya yaitu menyadap nira kelapa. Ketika sedang di atas pohon yang tinggi, fikiran Darsa melayang. Di satu sisi  Darsa sangat beruntung mempunyai istri cantik seperti Lasi, namun ada pertanyaan dalam hati, mengapa menikah 3 th mereka belum di karuniai momongan. Itu semua membuat Darsa kehilangan keseimbangan sehingga ia jatuh. Beruntung ada Mukri tetangganya yang mengetahui hal itu langsung berbuat sesuatu. Ia mengencingi Darsa yang dipercayai sebagai penanganan  yang tepat.
Lasi hanya bisa menangis melihat suaminya tergeletak lemah tak berdaya. Darsa di bawa ke rumah sakit setelah kejadian itu, sebenarnya ia di sarankan untuk di bawa ke rumah sakit yang lebih besar untuk dilakukan  bedah syaraf karena air kencingnya masih terus menetes, namun karena keterbatasan biaya akhirnya di rawat di rumah saja. Di panggilah dukun bayi yang juga bisa mengurut Darsa namanya Bunek. Setelah setengah tahun beristirahat, Darsa mulai kembali beraktivitas yang ringan-ringan untuk melemaskan ototnya yang sekian lama terpaksa harus di istirahatkan. Akhirnya Darsa sembuh dari penyakitnya. Lasi pun sangat bahagia. Namun setelah kesembuhan Darsa,  Lasi justru di hadapkan dengan masalah yang sangat melukai hatinya. Sipah anak bungsu Bunek  bersikeras meminta agar  Darsa menikahinya. Ini semua adalah rencana busuk Bunek, Bunek memancing Darsa agar tertarik kepada Sipah,  dengan tujuan agar kelak Bunek  dapat  menuntut  Darsa untuk menikahi Sipah. Bunek tidak mau melihat anaknya yang cacat  selalu digunjingkn tetangga sebagai perawan tua. Lasi merasa sakit karena perbuatan Darsa dan lebih-lebih sakit karena merasa dirinya tidak lagi berharga untuk seorang suami, membuat tekadnya lebih pekat. Ia meninggalkan desa itu dan menuju Jakarta, meskipun ia tak tahu akan arah tujuannya.
Setelah tiba di Jakarta, Lasi singgah di rumah Bu Lanting, sebelumnya ia tinggal di warung Bu Koneng. Ibu Lanting menganggap Lasi sebagai anaknya, awalnya terlihat baik namun ternyata ada maksud lain. Secara tidak langsung Bu Lanting menjual Lasi kepada Handarbeni. Handarbeni adalah orang kaya yang sudah tua bahkan sudah punya dua istri. Bu Lanting berusaha meracuni pikiran Lasi, Bu Lanting terus meminta agar Lasi mau menikah dengan Handarbeni. Di Jakarta ia pernah di kunjungi Kanjat, ia mengajak Lasi pulang namun Lasi menolaknya. Sejak pertemuan itu Lasi jadi  sering  memikirkan Kanjat.
Setelah 6 bulan berlalu dan Lasi resmi menjadi  janda atas Darsa, akhirnya Handarbeni  pun menikahi Lasi. Setelah setahun  menikah, Lasi merasa sangat kecewa ketika menyadari bahwa perkawinannya dengan Handarbeni memang benar main-main. Lasi merasa dirinya hanya dijadikan pelengkap untuk sekadar kesenangan dan gengsi. Lasi kembali pulang ke kampung halamannya,  disana ia kembali dekat dengan Kanjat. Lasi pun menaruh harapan kepada Kanjat agar kelak ketika Lasi sudah menjanda untuk kedua kalinya, ia ingin agar Kanjat menikahinya. Ternyata selama ini Kanjat tidak pernah dekat dengan wanita manapun, karena ia masih setia menunggu Lasi.

0 komentar:

Posting Komentar